Muhammad Chirzin, Guru Besar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, alumni KMI Gontor 1978, alumni IPD (Institut Pendidikan Darussalam) 1983
- Amidhan Shaberah dan Syaefudin Simon, 1000 Hari PKI Mencekam Yogya (Jakarta: Global Express Media, 2021)
- Amidhan Shaberah, PKI dan Pelanggaran HAM (Jakarta: Global Express Media, 2024).
- Buku ini dari catatan lapangan dan kajian non yustisia tim Komisioner Komnas HAM yang terdiri atas Dr. H. Amidhan, Brigjen (Purn. TNI) Saafrudin Bahar, dan Mayjen (Purn TNI) Samsudin, dengan coordinator lapangan Prof. Dr. Marzani Anwar, dan anggota tim Kol (Purn TNI) H. Firous Fauzan dan Drs. Ahmad Sukatmadja. (2: ix)
- Indonesia yang penduduknya sangat religius nyaris dikuasai PKI yang atheis tahun 1965 (1: xi)
- Karena pertolongan Allah swt kepada bangsa Indonesia PKI gagal mencengkeram Ibu Pertiwi. (xiii)
- Dalam sejarah gerakannya, PKI hampir tidak pernah menggunakan kata “komunis” atau “komunisme.” Begitu pula dalam memberi nama organisasi-organisasi onderbow, tidak ada label ‘komunis.” ((2: 240): PT (Pemuda Rakyat), Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia), Lekra (Lembaga Kesenian Rakyat), IPI (Ikatan Pelajar Indonesia), CGMI (Central Gabungan Mahasiswa Indonesia), BTI (Barisan Tani Indonesia), SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), HIS (Himpunan Sarjana Indonesia).
- Tidak sedikit rakyat yang terkecoh menjadi korban akibat politik kamuflase PKI. (2: 241)
- PKI sejak awal berdirinya sudah menjadikan umat Islam sebagai musuh utama. Pembantaian umat Islam di Madiun 1948 oleh PKI dengan saksi hidup KH Khoirun sungguh sangat mengejutkan (viii)
- Pelanggaran HAM di Indonesia oleh Gerakan Partai Komunis Indonesia di pentas politik nasional, mulai Gerakan Kutil di tiga daerah (Brebes, Tegal, dan Pekalongan) pada Oktober 1945; pemberontakan Madiun September 1948; dan kudeta Gerakan 30 September 1965 atau G30S PKI, (2: v)
- Kerja PKI memprovokasi rakyat, meneror dan merampas tanah orang-orang kaya. (2: 5-7)
- Dr. Amidhan Shaberah saksi sejarah detik-detik penculikan Kolonel Katamso oleh PKI, Jumat, 1 Oktober 1965. Sore itu Amidhan dan Ahmad Dahani ke rumah Katamso untuk menyampaikan aspirasi: Mengapa Tentara tidak membekukan PKI yang jelas-jelas anti Pancasila? Kenapa PKI makin berani di desa-desa? Mengapa mereka banyak membunuh kiai dan tokoh Islam di wilayah yang PKI-nya kuat? (1: 8)
- Amidhan dan Ahmad Dahani ditolak bertemu Kolonel Katamso. Beberapa menit kemudian datang mobil jeep Gaz warna hijau tantara buatan Uni Soviet ke halaman rumah Kolonel Katamso. Beberapa saat kemudian Kolonel Katamso keluar dari rumah dinas dan langsung duduk di samping sopir. Jeep pun meluncur membawa Katamso, dikawal enam tantara bersenjata lengkap di bagian belakang mobil. (1: 12)
- Letkol Sugiyono, Korem Pamungkas, dari Semarang ke Jogja untuk menemui Katamso, dan mendapat kabar bahwa Katamso di markas Yon L. Kentungan. Ia pun menyusul ke sana. (1: 23). Di sanalah Sugiyono dan Katamso dibantai di lubang pembantaian di belakang markas Batalyon, oleh Alip Toyo pada Jumat tengah malam pukul 24.00. (1: 24)
- Lubang pembantaian segera diurug dengan tanah, di atasnya ditanami pohon pisang yang sudah berbuah. Sekadar alat kamuflase agar tak diketahui bahwa di situ ada mayat perwira yang dibantai PKI. (1: 35) Persis fakta di lubang buaya Jakarta!
- Meski Jenderal Soeharto sudah mengumumkan pembubaran PKI dan ormas-ormasnya, 12 Maret 1966, sehari setelah ia menerima Supersemar, tapi di Yogya, hal itu tak terlalu berpengaruh. (2: 252)
- Hampir tiap hari, pawai kader-kader PKI masih terus berlangsung. Sepanjang tahun 1965 sampai tahun 1966, PKI masih terus mengadakan perlawanan. (2: 252)
- Aktivitas PKI baru benar-benar hilang di Yogya pada tahun 1967.
- Analisis perspektif Hak Asasi Manusia
- Tindakan kejahatan terhadap hak hidup. PKI menculik sasaran yang merupakan lawan politik disertai dengan penyiksaan dan pembunuhan sebagai rentetan atas peristiwa Madiun tahun 1948; antara lain fakta kekerasan, penculikan, dan pembunuhan sebagai rentetan peristiwa G30S/PKI tahun 1965. (2: 168)
- Penyiksaan yang dilakukan oleh kelompok orang PKI terhadap lawan politiknya, atau siapa saja, adalah merupakan pelanggaran HAM dalam bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan.
- Penghilangan secara paksa antara lain di Jatinom Klaten (1947), sampai sekarang korban tidak diketahui di ama tempatnya bila di bunuh, dan di mana kuburnya.
- Peristiwa Kresek di Madiun, dan pembunuhan di Takeran (1948), korban dimasukkan ke dalam sumur di Kenongo Mulyo Jawa Timur.
- Menimbukan rasa takut (terror mental). Penculikan, pembunuhan, dan penghilangan secara paksa yang dilakukan oleh orang-orang berindikasi PKI telah menimbulkan semacam terror mental dalam bentuk rasa takut yang meluas di masyarakat, sehingga timbul saling curiga di antara sesamanya.
- Pencaplokan harta benda. Kebijakan tentang land reform dan Undang-undang bagi hasil (UUPA) sebagaimana dideklarasikan Pemerintah digunakan oleh PKI untuk mengambil secara paksa tanah hak orang lain, antara lain di Yogyakarta, Klaten, Mantingan Ngawi. (2: 165-175)
- Lima teori G30S PKI Sulastomo:
- Pertama, Peristiwa G30S PKI adalah perosalan Intern TNI/Angkatan Darat. Bukan!
- Kedua, Kudeta Soeharto terhadap Sukarno. Bukan!
- Ketiga, G30S PKI adalah rekayasa Soekarno. Bukan!
- Keempat, G30S PKI adalah konspirasi DN Aidit/Sukarno dan Mao Ze Dong. Bukan!
- Kelima, G30S PKI adalah provokasi asing. Bukan. (1: xi-xx)
Jadi, dalangnya PKI!
- Apakah PKI telah mati?
- Ideologi komunis tak kenal mati.
- Mungkin, berubah menjadi OTB (Organisasi Tanpa Bentuk).
Disampaikan dalam bedah buku Amidhan Shaberah, PKI & Pelanggaran HAM: Catatan Lapangan dan Kajian Non Yustisia KOMNAS HAM REPUBLIK INDONESIA, di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin, 7 Oktober 2024.
Penulis adalah Putra anggota Masyumi target PKI, lahir di Kotagede Yogyakarta, 15 Mei 1959
//
//
// iklan google
//
//